04
Feb
08

Lima Tahun Propaganda Perang

Irak-Amerika Serikat
Lima Tahun Propaganda Perang

(Tulisan ini dibuat untuk memenuhi tenggat waktu 5 Februari 2008. Akibatnya, masih banyak hal yang seharusnya bisa dimuat. Insyallah, tulisan ini akan direvisi.)

Selasa kemarin, awal Februrari ini, merupakan tahun kelima sejak masifikasi propaganda perang Amerika Serikat (AS) kepada Irak. Irak adalah negara besar-kekuatan militer terkuat keempat di Timur Tengah sebelum menyerbu Kuwait-namun lemah karena embargo 13 tahun (1990-2003) oleh PBB.

Pukul setengah sebelas pagi, 5 Februari 2003, Menlu As Colin Powell menyampaikan sikap resmi AS di depan ratusan perwakilan negara di Dewan keamanan PBB. Direktur CIA George John Tenet duduk di belakang sebelah kanan Powell.

Beberapa slide berisi foto dan potongan rekaman bicara perwira Irak yang berhasil disadap dijadikan Powell sebagai argumentasi dan justifikasi bahwa Irak berusaha mendapatkan sekaligus memproduksi senjata pemusnah massal (WMD). Selain itu, tuduhan bahwa Saddam Husein memiliki kaitan dengan jaringan Al Qaida.

Dari pidato Powell inilah, sosok Abu Musa al Zarqawi muncul. Zarkawi dianggap sebagai tangan kanan (liutenant) Osama bin Laden di Irak. Powell menyatakan ada hubungan antara Zarqawi dengan Saddam Husein.

Tokoh yang kematiannya dihargai 25 juta dolar ini menjadi kontroversi karena dimunculkan sekaligus dimatikan AS. Dua harian Inggris, Independent (02/03/03) dan Daily Telegraph (02/04/03) menyangsikan hubungan Zarqawi-Saddam itu.

Rentetan Tudingan

Pidato Poweell merupakan puncak akumulasi propaganda AS. Jauh sebelumnya, Bush menyebut Iraq, Iran, dan Korea Utara sebagai poros jahat (axis of evil) dalam pidato presiden tahunan 29 Januari 2002. Saat tampil di Fox News (08/09/02), Powell mengatakan Irak telah memiliki senjata biologi dan kimia serta berusaha membuat senjata nuhklir. Hal yang sama dikatakan Wapres Dick Cheney (Meet the Press, NBC, 08/09/02).

NIC (National Intelligence Council) yang menjadi muara semua badan intelejen AS mengeluarkan dokumen resmi “National Intelligence Estimate: Iraq’s Continuing Programs for WMD) pada 1 Oktober 2002. Dokumen itu menyatakan Saddam berusaha membeli 500 ton uranium dari Afrika. Sumber utama NIE adalah serangkaian dokumen Inggris yang dikeluarkan pada 24 September 2002.

Tak lama sesudah itu, Bush menyatakan dalam momen sama 28 Januari 2003, “The British government has learned that Saddam Hussein recently sought significant quantities of uranium from Africa” (Pemerintah Inggris telah mempelajari bahwa Saddam Husein baru saja mencari sejumlah signifikan uranium dari Afrika).

Sebenarnya, CIA sudah mendapatkan dokumen Uranium Niger “serupa tapi tak sama” pada Oktober 2001 dari intelejen Italia SISMI (New Yorker, 10/27/2003; Knight Ridder, 11/4/2005). CIA berusaha meneliti kebenaran dokumen SISMI itu dengan mengutus Joseph C. Wilson, mantan duta besar, ke Nigeria selama 18 hari (15 Februari – 4 Maret 2002).

Hasilnya, Wilson tidak menemukan bukti tentang transaksi Uranium dari Niger ke Irak. Sebagai reaksi atas pidato Bush, Wilson menulis “What I Didn’t Find in Africa” di New York Times (06/07/03).

Bohong Belaka

Ironisnya propaganda AS itu dibuka aibnya oleh orang AS sendiri semacam Wilson dan David Kay. Kay sebagai kepala Iraq Survey Group (ISG) melapor kepada kongres pada 2 Oktober 2003 bahwa tidak ditemukan WMD di Iraq.

ISG yang beranggotakan 1400-an ilmuwan, intelejen, dan militer dari AS, Inggris, Australia, memberikan laporan resmi “Comprehensive Report of the Special Advisor to the DCI on Iraq’s WMD” 30 September 2004. Ada penundaan waktu selama 12 bulan sejak laporan Kay ke kongres. Jauh-jauh hari, Sunday Times (14/09/03) sudah menduga kemungkinan itu. Christian Science Monitor (Britain, US postpone WMD report for lack of evidence, 15/09/03) juga melaporkan penundaan itu karena ISG tidak menemukan cukup bukti WMD ada di Iraq.

John Maguire, mantan wakil ketua Iraq Operations Group CIA, mengatakan Bush membuat kesalahan besar saat mengkaitkan Saddam dengan Al Qaida (Isikoff and Corn, 2006: 418).

Laporan Komisi 9/11 Juli 2004 menyatakan tidak ada bukti hubungan Al Qaida dengan Irak. Hal yang sama dinyatakan oleh Komisi Intelejen Senat dalam “Senate Report on Pre-War Intelligence on Iraq” tahun 2004 dan 2006. Tulisan Senator Carl Levin (anggota Komisi Angkatan Bersenjata Senat) dalam “Report of an Inquiry into the Alternative Analysis of the Issue of an Iraq-Al Qaeda Relationship) pada 21 Oktober 2004 menyatakan serupa.

Membayar Mahal

Seperti Ramman Kenoun menasehati “War is not a word, it’s an acronym for Wasting Another’s Resources”, seperti itu pula AS “membuang” sumber dayanya untuk perang Iraq. Per 1 Februari 2008, tentara AS yang mati mencapai 3.943 orang (www.icasualties.org) dan biaya perang terus membengkak hingga 490,725 milyar dolar (www.nationalpriorities.org).

Belum terhitung yang luka-luka. Apalagi mereka yang telah menjadi veteran.

Propaganda telah dilakukan. Invasi telah dijalankan. Dana dan tenaga telah dihabiskan. Tapi, perang belum dimenangkan.


0 Responses to “Lima Tahun Propaganda Perang”



  1. Leave a Comment

Leave a comment


Blog Stats

  • 190,882 hits

Top Clicks

  • None
February 2008
M T W T F S S
 123
45678910
11121314151617
18192021222324
2526272829  
Add to Technorati Favorites