Archive for the 'Mencari Pahlawan Indonesia' Category

15
Feb
08

Mencari Pahlawan Indonesia (76 – Terakhir)

Mencari Pahlawan Indonesia
Oleh Anis Matta

Seri 76 (Terakhir): Mencari Pahlawan Indonesia

Orang-orang bertanya mengapa saya menulis serial kepahlawanan ini? Biasanya, saya akan terdiam. Sebab, memang tidak ada alasan yang terlalu jelas. Yang saya rasakan hanyalah dorongan naluri: bahwa negeri ini sedang melintasi sebuah persimpangan sejarah yang rumit, sementara perempuan-perempuannya sedang tidak subur; mereka makin pelit melahirkan pahlawan.

Saya tidak pernah merisaukanbenar krisis yang melilit setiap sudut kehidupan negeri ini. Krisis adalah takdir semua bangsa. Apa yang memiriskan hati adalah kenyataan bahwa ketika krisis besar itu terjadi, kita justru mengalami kelangkaan pahlawan. Fakta ini jauh lebih berbahaya, sebab disini tersimpan isyarat kematian sebuah bangsa.
Continue reading ‘Mencari Pahlawan Indonesia (76 – Terakhir)’

14
Feb
08

Mencari Pahlawan Indonesia (75)

Mencari Pahlawan Indonesia
Oleh Anis Matta

Seri 75: Ancaman Kesia-siaan

Para pahlawan mukmin sejati harus ekstra hati-ati dengan kepahlawanannya sendiri. Mereka harus membiasakan diri untuk mencurigai diri mereka sendiri; sebab jauh lebih penting dari sekadar menjadi pahlawan adalah memastikan bahwa karya-karya kepahlawanan kita diterima di sisi Allah SWT, sebagai pahala yang akan mengantar kita meraih ridha-Nya dan masuk ke surga-Nya.

Manusia hanyalah user atau penikmat dari karya-karya kepahlawanan kita. Mereka sarna sekali tidak mempunyai otoritas untuk menentukan, apakah karya itu diterima atau ditolak di sisi Allah SWT. Syarat penerimaan itu ditentukan sendiri oleh Allah SWT; niat yang ikhlas untuk Allah SWT dan cara kerja yang sesuai sunnah Nabi.
Continue reading ‘Mencari Pahlawan Indonesia (75)’

13
Feb
08

Mencari Pahlawan Indonesia (74)

Mencari Pahlawan Indonesia
Oleh Anis Matta

Seri 74: Sang Guru

Tergagap aku. Itu kali pertama aku berdiri di depan makammu. Semua doanya sudah kuhafal. Tetap saja aku tergagap. Hanya butir-butir waktu seribu lima ratus tahun yang terangkai-rangkai dalam untaian tari di pelataran kalbu. Sebab serumulah yang membawaku kesini.

Berdirilah, saudaraku! Beri hormat pada lelaki ini. Berdirilah! Ucapkan selawat untuknya. Dialah tuan seluruh anak cucu Adam. Dialah pemimpin semua nabi dan rasul. Dialah yang hadir di penghujung sejarah Persi dan Romawi, waktu kedua imperium itu mendekati jurang. Dialah yang menyelamatkan umat manusia dari kehancuran.
Continue reading ‘Mencari Pahlawan Indonesia (74)’

12
Feb
08

Mencari Pahlawan Indonesia (73)

Mencari Pahlawan Indonesia
Oleh Anis Matta

Seri 73: Cenerasi Kepahlawanan

Seiiap potongan jaman mempunyai pahlawannya masing-masing. Mereka adalah putra-putri terbaik yang dilahirkan pada potongan jamannya. Mereka terpilih dari generasi mereka masing-masing, karena merekalah pemegang saham terbesar dari peristiwa-peristiwa kepahlawanan yang terjadi pada potongan jaman kehidupan mereka.

Para pahlawan itu adalah anak-anak zaman mereka. Seperti tipikal generasi umat manusia yang berbeda pada setiap jaman, demikian pula tipikal kepahlawanan pada setiap jaman; berbeda. Kadang merupakan suatu kesinambungan sejarah, kadang juga merupakan fenomena yang bersifat diskontinyu. Kepahlawanan itu terdiri dari banyak generasi.
Continue reading ‘Mencari Pahlawan Indonesia (73)’

11
Feb
08

Mencari Pahlawan Indonesia (72)

Mencari Pahlawan Indonesia
Oleh Anis Matta

Seri 72: Karnaval Jiwa-jiwa

Sejarah adalah karaval panjang jiwa-jiwa. Peristiwa-peristiwa hanyalah batang tubuh sejarah. Kenangan kita tidak tersimpan dalam peristiwa. Tapi pada jiwa-jiwa yang bermain dalam ruangan peristiwa itu. Pada ruh yang memaknai peristiwa-peristiwa itu.

Berapa tahunkah sudah kita menghuni bumi ini? Tapi berapakah potongan waktu yang melekat dalam kenangan kita? Berapakah luasnya ruangan bumi ini? Tapi berapakah ruang yang menghuni ingatan kita? Berapakah banyaknya manusia yang memenuhi bumi ini? Tapi berapakah nama yang kita simpan dalam benak kita ?
Continue reading ‘Mencari Pahlawan Indonesia (72)’

10
Feb
08

Mencari Pahlawan Indonesia (71)

Mencari Pahlawan Indonesia
Oleh Anis Matta

Seri 71: Ketinggian dari Kerendahan

Padi. Ia tumbuh hening di tengah ladang. Tatap ia lamat-lamat. Di sana, dalam heningnya, ada banyak kebijakan yang menyiur melambai. Sebelum berbuah, ia berdiri tegap. Mendongak ke atas. Begitu berbuah, ia merunduk kebawah. Begitu meninggi, ia merendah.

Mungkin itu pelajaran kekuasaan yang paling berat. Sekilas pelajaran ini mengandung antagonisme. Sang Raja harus belajar perah-peran antagonis. Tapi tidak antagonis pada dirinya sendiri. Merendah berarti mengerti asal usul diri. Merendah berarti memahami bedanya manusia dengan Tuhan. Merendah berarti mengakui kesetaraan manusia. Merendah berarti percaya diri.
Continue reading ‘Mencari Pahlawan Indonesia (71)’

09
Feb
08

Mencari Pahlawan Indonesia (70)

Mencari Pahlawan Indonesia
Oleh Anis Matta

Seri 70: Jebakan Megalomania

Terlalu tipis memang. Tapi bukan tidak mungkin untuk ditemukan selama kita jujur: nilakah amarah dan ambisi ini, atau embun. Hanya, ini juga bisa jadi awal dari riwayat megalomania yang panjang.

Suatu saat ketika kamu merebut kemenangan demi kemenangan, kekuasaan yang semakin bertumpuk. Musuh sudah kau taklukkan semua. Tak ada lagi yang berani melawan. Semua orang mulai tunduk padamu. Di sekelilingmu hanya ada para pemuja. Musuhmu menyelinap ke dalam bentengmu. Ke dalam dirimu sendiri. Halus. Sampai kau bahkan tak mengenalnya. Kamu mulai merasa besar.
Itulah awalnya. Kamu mulai merasa besar.
Continue reading ‘Mencari Pahlawan Indonesia (70)’

08
Feb
08

Mencari Pahlawan Indonesia (69)

Mencari Pahlawan Indonesia
Oleh Anis Matta

Seri 69: Amuk Mimpi

Amarah. Ambisi. Dua nila ini, jika menetes dalam jiwa-jiwa yang buruk, maka sejarah berubah jadi api angkara murka yang meluluhlantakkan kehidupan. Tapi tidak, jika ia menetes dalam jiwa-jiwa yang luhur. Ia bukan lagi nila. Ia embun yang menyegarkan padang rumput di pagi hari, sembari menjemput matahari kehidupan.

Sebab, kamu tidak mungkin bisa melawan tirani kekuasaan, kecuali dengan kekuatan amarah kehormatan. Sebab, hanya ketika kamu memiliki ambisi keabadian, kamu bisa mendirikan imperium kebenaran. Sebab, kamu tidak mungkin bisa melawan iblismu sendiri kecuali dengan kekuatan amarah malaikat penjaga neraka. Sebab, hanya ketika kamu memiliki ambisi meraih surga tertinggi kamu bisa mengalahkan gemuruh rayuan kekuasaan dalam dirimu.
Continue reading ‘Mencari Pahlawan Indonesia (69)’

07
Feb
08

Mencari Pahlawan Indonesia (68)

Mencari Pahlawan Indonesia
Oleh Anis Matta

Seri 68: Kekuasaan Spiritual

Kata-katanya adalah sihir. Suara yang mengantar pikiran-pikkannya adalah gema yang menguasai jiwa. Sorot mata yang menyertai nasihat-nasihatnya adalah kekuasaan yang mengalahkan hati. Ribuan atau bahkan ratusan ribu orang menemui kesadarannya kembali begitu mereka mendengarkannya. Mereka semua bertobat seketika. Bahkan, pemilik hati sekeras batu sekali pun. Bahkan, penguasa paling digdaya yang tidak pernah menangis seumur hidupnya akan menangisi dirinya di hadapannya.

Orang itu bernama Abdurrahman Ibnul Jauzi. Ia bukan penguasa. Bukan raja. Bukan khalifah. Ia hanya seorang ulama. Tapi memiliki kekuasaan yang lain. Tidak mengikat. Tapi mengendalikan. Tidak menekan. Tapi menggetarkan. Tidak mengancam. Tapi mempesona. Tidak menakutkan. Tapi menggairahkan. Tidak memaksa. Tapi mencerahkan. Itulah kekuasaan spiritual.
Continue reading ‘Mencari Pahlawan Indonesia (68)’

06
Feb
08

Mencari Pahlawan Indonesia (67)

Mencari Pahlawan Indonesia
Oleh Anis Matta

Seri 67: Pemburu Akhirat

Penghujung malam. Sang khalifah, Ali Bin Abi Thalib, berdiri di tengah mihrabnya. Sendiri. Tangannya menengadah ke langit. Air matanya tumpah-ruah. Lirih benar ketika doanya memecah sunyi, “Tuhan, biarlah dunia ini hanya ada dalam genggaman tanganku. Jangan biarkan ia masuk ke dalam hatiku.”

Ia sadar ia berada di puncak. Tapi, ia juga ada di ujung waktunya. Ia hanya ingin menutup kitab kehidupannya dengan kebaikannya. Ia tidak ingin tergelincir di ujung jalan. Tapi, godaan kekuasaan memang terlalu dahsyat untuk diremehkan.
Continue reading ‘Mencari Pahlawan Indonesia (67)’

05
Feb
08

Mencari Pahlawan Indonesia (66)

Mencari Pahlawan Indonesia
Oleh Anis Matta

Seri 66: Pendiri Imperium

Kalau sesudah melakukan perlawanan kita kalah, kita mati. “Sekali bermakna. Sesudah itu mati,” kata Chairil Anwar. Perjuangan mungkin seiesai. Mungkin tidak. Ia tidak selesai kalau ternyata ada yang melanjutkannya. Kita hanya tidak menyaksikannya lagi.

Tapi kalau kita hidup dan menang, situasi jadi sangat berubah. Ada kecakapan lain yang diperlukan disini. Ada kepahlawanan lain yang menantikan di sini. Kekuasaan perlu diinstitusikan menjadi sebuah imperium. Banyak petarung yang tidak lagi jadi pahlawan disini. Menyedihkan. Tapi, begitulah kenyataannya: mereka hanya bisa bertarung. Mereka tidak tahu bagaimana mendirikan imperium.
Continue reading ‘Mencari Pahlawan Indonesia (66)’

04
Feb
08

Mencari Pahlawan Indonesia (65)

Mencari Pahlawan Indonesia
Oleh Anis Matta

Seri 65: Jihadnya Jihad

Penjara dan tiang gantung. Inilah dua kata yang barangkali, merupakan ikon paling penting dalam sejarah tirani abad ke-20, khususnya di dunia ketiga. Lebih khusus lagi di dunia Islam. Tapi, di hadapan tirani itulah terbentang riwayat kepahlawanan yang agung: tradisi perlawanan. Seakan pasangan sejarah memang harus selalu hadir begitu: ada diktator ada petarung, ada tirani ada perlawanan.

Dalam sejarah tradisi pahlawanan, penjara adalah sekolah yang membesarkan para pahlawan. Tapi, tiang gantung adalah karunia Ilahiyah yang mengabadikan mereka. Para pemikir dan ulama besar dunia Islam saat ini, seperti Syekh Muhammad Al-Gazali, Syekh Yusuf Qordhowi, Muhammad Quthb, DR. Ali Juraisyah dan lainnya memang tumbuh dalam tradisi perlawanan. Tapi mereka menjadi lebih kokoh setelah tamat dari sekolah penjara. Sementara itu, mereka yang gugur di jalan perlawanan itu, baik oleh timah panas maupun di tiang gantung, seperti Hasan Al-Banna dan Sayyid Quthb, dengan bangga meraih medali Ilahiyah itu: menjadi bintang abadi di langit sejarah.
Continue reading ‘Mencari Pahlawan Indonesia (65)’

03
Feb
08

Mencari Pahlawan Indonesia (64)

Mencari Pahlawan Indonesia
Oleh Anis Matta

Seri 64: Kekuasaan Bagi Pahlawan

Setelah perempuan dan harta, inilah bagian ketiga dari trilogi dunia: kekuasaan. Ketiganya bukan hanya godaan dan selalu salah untuk hanya memandangnya sebagai godaan, tapi juga bagian dari sarana kehidupan kita. Masing-masing trilogi dunia itu mempunyai dua sisi yang saling berhadapan: godaan dan sarana. Baik sebagai godaan maupun sarana, ketiganya menunjukkan sisi yang berbeda-beda dari kepribadian sang pahlawan.

Kalau trilogi dunia itu dilihat sebagai godaan dan syahwat adalah sisi dalam kepribadian manusia yang bersentuhan dengan godaan itu, maka simaklah kata Ibnu Qoyyim Al-Jauziyah, “Saya telah mempelajari seluruh syahwat manusia. Yang kutemukan kemudian adalah fakta bahwa syahwat paling kuat dalam diri manusia ternyata syahwat kekuasaan. Hanya untuk syahwat ini manusia rela mengorbankan seluruh syahwatnya yang lain. Tapi hanya kekuasaan juga yang dapat memberi saluran bagi seluruh syahwat manusia.
Continue reading ‘Mencari Pahlawan Indonesia (64)’

01
Feb
08

Mencari Pahlawan Indonesia (63)

Mencari Pahlawan Indonesia
Oleh Anis Matta

Seri 63: Sentuhan Keberkahan

Daya cipta material adalah kekuatan. Pengorbanan adalah kekuatan. Tapi apa yang dilakukan seorang pahlawan mukmin jika harta dan sarana yang diciptakannya, dan ingin dikorbankannya di jalan cita-citanya, ternyata tidak sampai memenuhi total kebutuhannya?

Itu adalah sisi kepahlawanan yang lain. Apa yang teruji dalam situasi itu adalah seberapa percaya ia kepada dirinya sendiri, kepada cita-citanya, kepada Allah, di tengah semua keterbatasan itu, seberapa ‘nekat’ ia melawan tekanan keterbatasan itu, seberapa cerdas ia mensiasati keterbatasan itu, seberapa efisien ia dalam keseluruhan hidupnya.
Continue reading ‘Mencari Pahlawan Indonesia (63)’

29
Jan
08

Mencari Pahlawan Indonesia (62)

Mencari Pahlawan Indonesia
Oleh Anis Matta

Seri 62: Kejutan sang Dinar

Harta, ternyata, punya cara kerja tersendiri dalam jiwa manusia. Karakternya sebagai salah satu dari trilogi godaan dunia memiliki kekuatan pengaruh yang tidak dapat diremehkan.

Dari instingnya, manusia membawa dorongan untuk memiliki. Jika insting itu menguat, ia akan berkembang menjadi keserakahan. Dan keserakahan menuntut sejenis proteksi terhadap semua harta yang telah diperoleh; maka lahirlah kebakhilan.
Continue reading ‘Mencari Pahlawan Indonesia (62)’




Blog Stats

  • 190,882 hits

Top Clicks

  • None
May 2024
M T W T F S S
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728293031  
Add to Technorati Favorites